bagpasob.blogg.se

Kisah tenggelamnya kapal van der wijck
Kisah tenggelamnya kapal van der wijck









kisah tenggelamnya kapal van der wijck

Zainuddin juga aktif di perkumpulan “ Anak Sumatera “ dan menjadi motor penggerak dari kelompok Tonil “ Andalas “ĭi Surabaya ini lah cinta Zainuddin dan Hayati di uji kembali. Di Surabaya Zainuddin selain dikenal dengan nama pena “ Z “ ia juga di kenal dengan nama “ Tuan Shabir “. Berbekal pengalaman di Jakarta tak sulit bagi Zainuddin untuk memperoleh kejayaan di Surabaya. Tak berapa lama tinggal di Jakarta, zainuddin memutuskan untuk pindah ke Surabaya dengan alasan supaya dia bisa lebih dekat dengan kampung halamannya di Mengkasar. Keberhasilan Zainuddin menaklukkan Jakarta tidak terlepas dari jasa Muluk seorang “ perawa ” yang memilih insyaf dan selalu memanggil Zainuddin dengan sebutan Guru. Zainuddin di kenal oleh pembacanya dengan nama pena “ Z ”. Tulisan Zainuddin banyak peminatnya karena jiwa pengarangnya membuat dia selalu mengasilkan hikayat atau cerita yang isinya sangat menyentuh kalbu pembacanya. Di Jakarta dia bekerja sebagai penulis lepas yang membuat hikayat atau cerita bersambung. Kota pertama yang disinggahinya adalah Jakarta. Berbekal uang warisan dari ayahnya Zainuddin mempertaruhkan peruntungan nasibnya di tanah Jawa. Singkat cerita penderitaan yang datang bertubi-tubi itu membuat Zainuddin menjadi pribadi lain yang lebih tangguh. Luluh lantaklah hati si Yatim-Piatu yang terbuang itu, terlebih lagi disaat yang sama Zainuddin mendapat kabar kalau Mak Base, pengasuhnya juga telah berpulang. Tetapi penantian Zainuddin tidak berujung indah karena Hayati akhirnya memilih untuk diperistri oleh Aziz, kakak sahabatnya yang bernama Khadijah.

kisah tenggelamnya kapal van der wijck

Selain menunggu pujaan hatinya, di Padang Panjang Zainuddin memperdalam ilmu agama dan pengetahuannya karena di kota itu telah berdiri sekolah-sekolah bagus. Zainuddin terpaksa menyingkir ke Padang Panjang. Tetapi kisah cinta Zainuddin dan Hayati membentur tembok peraturan-peraturan adat pusaka yang kokoh dan kuat dalam suatu negeri yang bersuku, berlembaga, berkaum kerabat dan berninik mamak. Di dusun Batipuh ini Zainuddin bertemu dengan belahan jiwanya bernama Hayati. Orang-orang memandang dia sebagai orang jauh, orang Bugis, orang Mengkasar atau dalam bahasa Minangkabau disebut “ Anak Pisang “. Awalnya Zainuddin diterima dengan sumringah oleh sanak saudaranya tetapi lama-kelamaan ia pun menginsyafi bahwa adat Minangkabau sangatlah berbeda. Setelah menempuh perjalanan laut dan darat akhirnya Zainuddin tiba di dusun Batipuh. Dan suatu hari berangkatlah Zainuddin berlayar menuju kampung halamannya dengan diiringi derail air mata dan alunan do’a dari Mak Base.

kisah tenggelamnya kapal van der wijck

Hasrat Zainuddin untuk bisa dating ke Minang Kabau sudah tidak terbendung. Di Mengkasar sendiri Zainuddin tidak sepenuhnya diterima dalam lingkungan karena orang-orang selalu memandang dirinya sebagi anak Minang. Darah Minang yang mengalir dalam dirinya membuat Zainuddin selalu terkenang dan berhasrat untuk bisa datang ke kampung tempat ayahnya berasal. Mak Base mengasuh dan mendidik Zainuddin dengan sangat baik hingga asuhannya itu tidak lupa akar keluarganya. Mak Base-lah yang kemudian mengasuh Zainuddin hingga dewasa. Tak lama kemudian ketika Zainuddin masih balita Ayahnya juga berpulang ke hadirat Illahi. Tetapi malang diusia sembilan bulan Zainuddin harus kehilangan kasih sayang Ibunya dan dia kemudian diasuh oleh Ayahnya dan Mak Base, pembantu keluarga Pandekar Sutan yang berasal dari Bulukumba. Ia dinikahkan dengan puteri buangsunya bernama Habibah.ĭitahun keempat perkawinan Pandekar Sutan dan Habibah hadirlah Zainuddin. Karena dia menunjukkan budi pekerti yang baik akhirnya Pandekar Sutan diambil mantu oleh seorang seorang Mengkasar keturunan melayu. Setelah menjalani masa tahanan Pandekar Sutan menetap dan bekerja di Mengkasar. Pandekar Sutan lalu menjalani masa hukuman dan pembuangan di Cilacap dan terakhir dia dibuang ke Bugis. Pertengkaran itu berujung pada kematian Sang Mamak, Datuk Mantari Labih ditangan kemenakannya, Pandekar Sutan. Pada suatu masa di Desa Batipuh, Minang Kabau terjadi pertengkaran antara Mamak dan kemenakannya.











Kisah tenggelamnya kapal van der wijck